Bismillahirrahmanirrahim
Pada kesempatan ini kita akan membahas hikmah dalam kehidupan kita.
Dengan mengkaji sebuah kitab yang sangat populer dalam kajian ilmu tasawuf agama Islam yaitu kitab hikam : Syeikh Ibnu Athoillah Aliskandary Rahimahulloh, semoga menambah wawasan dan mempertebal keimanan kita kepada Alloh SWT.
Dalam kesempatan ini kita akan membahas sebuah hikmah tentang balasan pahala yang telah Alloh SWT sediakan untuk kita seorang pencari jalan menuju Alloh Swt.
Di dalam hikmah yang ke 63
Seikh Ibnu Athaillah Al iskandari menjelaskan apabila “Allah menghendaki melahirkan anugrahNya kepadamu maka dia ciptakan amal itu Seraya membangsakan kepadamu”
Anugerah Allah itu besar sekali bila dia ingin melahirkan anugerahnya kepada hambaNya maka diciptakanlah amal taat kepada hambaNya itu kemudian dipanggillah dia oleh Allah subhanahu wa ta’ala Hai hambaku kamu adalah orang yang taat dan orang yang Taqwa maka aku akan memberi pahala kepadamu
Selanjutnya Syekh Ahmad bin athaillah berkata tidak ada selesainya batas kejelekanmu Jika Allah mengembalikan atau mewakilkan kamu kepada kekuatan nafsumu dan tidak akan selesai kebaikan-kebaikan Jika Allah melahirkan atau menguasakan kemurahannya kepadamu. Maka belajarlah pandai bersyukur atas nikmat Alloh
Nafsu itu sudah mempunyai tabiat cenderung kepada kejelekan sehingga orang itu kalau sudah diserahkan kepada nafsunya niscaya tidak akan selesai kejelekan-kejelekan yang akan diperbuatnya, sebaliknya Jika Allah telah menguasakan sifat murahnya kepada seseorang niscaya tidak akan henti dia menjalankan amal-amal kebaikan oleh karena itu hanya ada satu jalan yang paling selamat di dalam menyelamatkan nafsu kecuali hanya Bersandar kepada Allah dan kembali kepadanya
Maka perhatikanlah sebuah doa Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam :”Ya Allah baguskanlah urusanku semuanya dan janganlah engkau serahkan urusanku kepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata”.
Kemudian Syekh Ahmad bin athaillah berkata Jadilah kamu orang yang bersandar dan bergantung dengan sifat-sifat ketuhanannya dan nyatakan dengan sebenar-benarnya sifat kehinaanmu
Yang dimaksud bergantung kepada sifat-sifat ketuhanan yaitu adalah selalu memperhatikan adanya sifat ketuhanan itu hanya bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tak seorangpun yang memiliki sifat ketuhanan kecuali Allah itu sendiri kemudian yang dimaksud dengan menyatakan sebenar-benarnya sifat kehambaan yaitu Selalu memperhatikan adanya sifat kehambaan itu hanya bagi hamba-hambanya.
Inilah hikmah yang sangat penting bagi kita dalam menjalankan aktivitas kita agar kita selalu mendapat bimbingan dan tuntunan dari Allah subhanahu wa ta’ala maka seyogyanya seorang murid atau orang-orang yang beriman selalu mendahulukan apa yang diinginkan Allah kepada hambaNya.
Dengan berusaha untuk membersihkan hati kita agar Alloh senantiasa memberikan pertolongan kepada kita.
Manusia selalu memiliki kesempatan setiap hari untuk menemukan momentum terbaik dalam hidup, apa itu?
Syekh Ibnu Athoillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan:
خَيْرُ أوْقاتِكَ وَقْتٌ تَشْهَدُ فيهِ وُجودَ فاقَتِكَ وَتردّ فيهِ إلى وُجودِ ذِلَّتِكَ
“Saat-saat terbaik yang kau miliki adalah ketika engkau menyadari betapa tergantungnya dirimu pada Alloh dan hal itu menyadarkan betapa lemah dan hinanya dirimu.”
momentum terbaik dalam hidup bagi seorang hamba adalah di saat mampu memalingkan segala bentuk perbuatan yang menjauhkan dari Alloh SWT.
Sebaliknya, momentum atau saat-saat terburuk seseorang adalah di saat seseorang merasa kaya dan sempurna, sehingga hal itu semakin membuatnya jauh dari Alloh SWT.
Cahaya keyakinan dapat mendekatkan pandangan kita ke akhirat.
Supaya cahaya keyakinan bersinar selalu lah kita membersihkan hati kita agar Rahmat dan karunia Alloh SWT berdamai kita.
“Apabila cahaya keyakinan menerangi kamu pastilah kamu akan melihat akhirat lebih dekat kepadamu daripada kamu berjalan menuju ke sana dan pastilah kamu akan melihat keindahan-keindahan dunia ini benar-benar telah jelas diliputi oleh kepingan-kepingan kerusakan”.
Cahaya keyakinan merupakan cahaya keimanan yang Allah anugerahkan kepada hati seseorang yang hadir berkat pengertiannya kepada Allah pengertiannya mengenai Allah dan apa-apa yang dijanjikan Allah melalui lisan bagi nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.
Orang yang hatinya telah diterangi dengan cahaya keyakinan pasti dia akan melihat barang benar adalah benar dan sesuatu yang batal adalah batal akhirat adalah sesuatu yang hak sedangkan dunia adalah barang yang batal dia juga akan melihat akhirat itu seakan-akan berada di mukanya sehingga dengan begitu dia akan bersiap-siap menuju ke sana.
Demikian Uraian singkat yang bisa di sampaikan semoga bermanfaat bagi kehidupan kita amin.